feedburner

Masukkan alamat emailmu:

Dikirim oleh : FeedBurner

Celetukangobrol

Powered by ShoutJax

Aji Narantaka (bag. 4)

Celetukanopik :

Akhirnya Eyang Resi Seto menginstall Aji Narantaka (ada yang menyebut Aji Kumbala Geni) di kepala Gathotkaca. Narantaka berasal dari kata Nara artinya orang dan Antaka yang artinya pingsan. Meskipun begitu, pada kenyatannya siapapun yang terkena ajian ini tidak saja menjadi pingsan, namun bisa remuk redam sampai hancur lebur.

Ajian ini bagi kaum instan-rasionalisme yang suka ilmu kesentikan, tentu sangat disukai, karena tanpa ada ritual bakar kemenyan, puasa, mandi kembang, maupun japa mantra. Jadi cukup dengan kekuatan pikiran kaya' para The Master aji tersebut menjadi aktif.

Setelah diberi ajian ini, Gathotkaca dan rombongan berpamitan meninggalkan pertapaan. Namun baru beberapa meter. Pager-nya Gathotkaca berbunyi, dan terlihat pesan dari Antareja, kakangnya Gathotkaca, yang menjadi komandan intelijen DenBagus 88. Pesannya tersebut adalah di bawah Pertapaan Cemara Sewu, Buto Cakil Yang Top bersama gerombolan teroris Jama'ah Wayangiyah bersembunyi. Kebetulan nih, pikir Gathotkaca. Dan Gathtokaca pun menyuruh sopir untuk ngebut. Agar Gathotkaca dapat segera bertemu dengan teman-temannya, para ksatria yang tergabung dalam pasukan DenBagus 88.

Sesampainya di sana Gathotkaca segera menemui Antareja dan bersalin dengan pakaian berrompi. Dan menenteng peralatan tempur canggih.



Dan bersama teman-temannya tadi, Gathotkaca melakukan pengepungan dan memberikan peringatan. Namun peringatan ini rupanya tidak digubris oleh gerombolan teroris itu. Sehingga aksi tembak-menembak pun terjadi, sampai 18 jam. Usai tembak-menembak, terlihat para teroris sudah tergeletak tak bernyawa di rumah persembunyiannya. Sedangkan dari pihak DenBagus 88 tidak ada satu pun yang terluka.

Dengan hati yang riang, berangkatlah rombongan DenBagus 88 yang dipimpin Gathotkaca ke ibukota Amarta, membawa jenazah para teroris untuk diotopsi. Tiba di ibukota kerajaan, segera bergegas ke markas DenBagus 88 di BrigWay (Brigade Wayang), sedangkan jenazah-jenazah tersebut dikirim ke RSCW (Rumah Sakit Chusus Wayang). Di sana Gathotkaca menerima laporan bahwa, para teroris yang kebagian jatah ngebom istana raja, dapat dilumpuhkan dengan barang bukti 600 kg bahan peledak.



Mendengar laporan ini, bertambah berbunga-bunga hati Gathotkaca. Bangga prestasinya betapa moncer, sebab telah sukses membunuh gembong teroris yang terkenal sejagad wayang, Buto Cakil Yang Top beserta kaki-tangannya. Sambil menepuk-nepuk dadanya dan tertawa lebar, Gathtotkaca mematut dirinya di depan cermin, dan merasa ia adalah orang yang paling hebat. Belum selesai derai tawanya, ada bunyi ketukan keras 3x di pintu, dengan suara tinggi, dia berkata, "Siapa itu? Ganggu kesenangan orang aja". "Ma'af komandan, saya mau lapor", kata seorang prajurit dengan suara penuh ketakutan.
Setelah Gathtokaca membukakan pintu, masuklah prajurit tersebut dan membawa map yang berisi data tentang hasil otopsi Buto Cakil Yang Top.

Betapa kecewanya Gathotkaca, karena yang berhasil dibunuh itu bukan Buto Cakil Yang Top. Dia sudah berangan-angan dengan keberhasilannya ini, sang raja akan menaikkan pangkat dan tunjangannya.

Dan kecewanya menjadi-jadi setelah tahu bahwa yang terbunuh itu adalah si Dursala, wayang yang pernah membuatnya terluka parah. Padahal sebenarnya dia ingin sekali menjajal kesaktian Aji Narantaka yang sudah diberikan oleh Eyang Resi Seto itu.

Tamat.

Dikutip secara bebas dari : Majalah Jayabaya No. 50 Minggu III Agustus 2009, pada rubrik Wayang Gombal dengan Lakon Aji Narantaka oleh Ki Guna Watoncarita.

Celetukangarang